Selasa, 06 Desember 2016

Pengunaan Tanaman pada acara pernikahan dan pemakaman suku Dayak Lundayeh

Luba Laya (nasi lembek)
 Luba laya merupakan salah satu makanan suku dayak lundayeh khas Kalimantan Utara yang mirip seperti Lontong.meskipun bahannya sama yaitu dari beras tapi beras yang digunakan dalam pembuatan Luba laya adalah beras Adan. Rasa Luba laya sedikit manis dan gurih dibanding dengan Lontong.Pembuatan Luba laya sangat lah mudah dan Luba laya dibungkus dengan mengunakan Daun Pohon Pisang agar mendapatkan bau harum yang khas.
  
  Luba laya sering dimakan bersama Lauk yaitu soto, daging babi yang difermentasi (telu) biter kecep ( bubur jamur kecil) yang sering tumbuh dipohon terap (tumbuhan khas kalimantan) atau pohon mangga yang sudah kering (mati).Luba laya enak nya dimakan saat dalam kondisi masih panas/hangat biasanya disajikan pada saat acara pernikahan dan pemakanan suku Dayak Lundayeh.


KLASIFIKASI PADI
Divisio: Spermatophyta
Sub divisio:Angiospermae
Kelas: Monocotyledoneae
Ordo: Poales
Famili: Graminae
Genus: Oryza Linn
Spesies: Oryza sativa L.

Arti Nama Dayak Suku Lundayeh

Semali (tupai)
 Menurut orang Suku Lundayeh Semali itu tupai,sejenis tupai kecil.Yang banyak hidup dihutan Kalimantan.Semali(tupai)bertubuh mebukeng (kecil), Melatuk (lincah/gesit) Mileh (pintar) yang sering melompat kepohon satu ke pohon yang lain.Semali(tupai)banyak diburu oleh orang-orang untuk dimakan dagingnya,Masyarakat suku dayak lundayeh biasanya mengkomsumsi semali(tupai)dengan cara dinanek (rebus) dan biter labo (bubur tupai).Semali (tupai) biasa memakan buah-buahan yang ada dihutan,orang suku Lundayeh dapat mengenali semali(tupai)dengan mendengar dari suara nya saja karena semali (tupai) memiliki suara yang khas.Biasanya seseorang yang memiliki nama Semali(tupai) bertubuh kecil,lincah dalam berlari.

 Tupai adalah sejenis mamalia kecil yang hampir mirip dengan bajing.Tupai memiliki otak yang relatif besar.Tupai pernah dipisahkan dari Cerurut dan Tikus Bulan yang tetap berada dalam bangsa Insectivora,dan dipisahkan kedalam bangsa Primata yang beranggotakan Kukang,Singapuar,Monyet dan Kera.Pemindan ini karena kemiripan internal Tupai dengan bangsa Monyet itu,sehingga dianggap sebagai golongan primata awal.



KLASIFIKASI
Kerajaan: Animalia
Filum     : Chordata
Sub Filum: Vertebrata
Kelas      : Mamalia
Ordo       : Scandentia
Famili     : Tupaiidae dan Ptilocercidae

Senin, 05 Desember 2016

Pengunaan Hewan pada saat tradisi adat Dayak Lundayeh

NUY ULUNG
  Nuy ulung adalah tradisi dimana mereka mendirikan suatu tugu peringatan beserta relief buaya dalam rangka merayakan keberhasilan mendapatkan penggalan kepala lawan.Tradisi ini dipimpin oleh Radca'/lun do(sebutan bagi seorang pemimpin).Tata cara tradisi ini adalah dengan mengelilingi relif buaya beserta tiang untuk mengantungkan penggalan kepala tersebut,namun pada era sekarang masyarakat lundayeh tidak mengantungkan kepala manusia pada tiang ulung tersebut melainkan digantikan dengan kepala hewan seperti kepala KERBAU atau kepala SAPI mereka juga melantunkan Ukui(sumpah serapah pada si mati).

 Kegiatan melantunkan Ukui yang isinya sumpah serapahpada si mati itu dilakukan bersama-sama ,prosesi itu dinamakan fekuah/kuah.karena tradisi nuy ulung ini bersifat upacara sakral(magic/supranatural)bagi suku dayak lundayeh,maka setiap perkamen ritual ini tidak boleh menyimpang.hal ini dikarenakan prosesi ritual nuy ulung ini memiliki tata cara upacara yang baku dan jika seseorang salah dalam melaksanakan upacara sakral ini maka orang tersebut akan mengalami musibah.

KLASIFIKASI KERBAU
Kerajaan :Animalia
Filum      :Chordata                                              
Kelas      :Mamalia
Ordo       :Artiodactyla
Famili    :Bovidae
Upafamili:Bovinae 
Genus     : Bubalus
Spesies   :B.bubalis








KLASIFIKASI SAPI
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata                                               

Kelas:Mamalia
Ordo:Artiodactyla
Famili:Bovidae
Genus:Bos
Spesies:Bos taurus 

Minggu, 04 Desember 2016

Simbol Hewan suku Dayak Lundayeh

1 Buaya(buaye)
  Suku Dayak Lundayeh memiliki simbol buaya yang artinya diam-diam membahayakan jika diganggu atau diusik.Buaya adalah binatang melata,dan mempunyai kekuatan dua kali lipat dari kekuatan manusia.Hewan ini jenis karnivora.yaitu binatang pemakan daging.Suku Dayak Lundayeh sangat membanggakan dan menghormati buaya sebagai lambang wujud kekuatan,karena dianggap sebagai binatang yang paling kuat.dan buaya mampu hidup didarat dan di air.

 Dikatakan pada zaman dahulu bahwa buaya sebagai penjaga wilayah perairan dan menjadi teman nenek buyut suku Dayak Lundayeh.Sehingga binatang ini sangat dihormati oleh suku Dayak Lundayeh,baik dari dulu sampai sekarang.Dan menjadi lambang kekuatan suku Dayak Lundayeh yang di istilahkan ulung buaye atau sumpa kekuatan ulung buaye.Lambang buaya(buaye)biasanya dibuat dalam bentuk ritual adat ulung buaye,hal ini merupakan tradisi turun temurun suku Dayak Lundayeh dari zaman sebelumnya,menunjukan dan membanggakan diri agar dijuluki "lun do"atau "lun mesangit"yaitu orang ditakuti dan disegani.

 Ulung buaye adalah ritual yang sangat sakral bagi suku Dayak Lundayeh,pada zaman dahulu.ritual ini merupakan ritual untuk menunjukan atau kesatriaan seseorang pahlawan perang suku dayak lundayeh.Pada zaman dahulu ulung buaye hanya terbuat dari tanah yang dibentuk menyerupai buaya(buaye).Adapun ulung buaye ini pada zaman dahulu menandakan kekuatan seseorang dan berapa banyak jumlah kepala manusia yang digantung pada tiang yang ada disamping buaya.

Klasifikasi 
Kerajaan : Animilia
Filum      :Chordata
Kelas      :Sauropsida
Ordo       :Crocodilia
Famili     :Crocodylidae Cuvier,1807




Jumat, 02 Desember 2016

LUNDAYEH

LUNDAYEH



  LUNDAYEH , istilah Lundayeh berasal dari 2 kata yaitu 'lun'dan'dayeh' yang berarti orang hulu.pengertian ini diambil berdasarkan kedudukan mereka dilembah sungai.Lundayeh bukan menunjuk kawasan pedalaman atau pengunungan tetapi sungai yang diduduki.Lundayeh juga merupakan suku yang ditakuti karena kegagahan,keberanian dan kekuatan berperang dengan jiran mereka termasuk ketika perang potong kepala(ngayau).Kehidupan mereka(Lundayeh)dikuasai sistem kepercayaan yang berhubung dengan dewa dan roh melalui binatang seperti burung dan ular.namun kepercayaan itu mulai pudar saat seluruh suku lundayeh mulai memeluk agama Kristen.

 Pada zaman dahulu,dianggap sebagai kejayaan besar jika seorang berjaya memacung kepala musuhnya.sekembali dari pererangan,mereka mendirikan kayu berhias diatas tugu dibuat dengan tanah dengan bentuk buaya atau darung(naga).kedua binatang ini dianggap bengis dan kuat,mewakili musuh yang telah dikalahkan.kini banyak peninggalan sejarah suku lundayeh termasuk tugu buaya dibeberapa lokasi(desa).

 Sampai saat ini belum ada penelitian yang mendalam tentang asal-usul dayak lundayeh.Namun menurut legenda bahwa nenek moyang dayak lundayeh berasal dari daratan cina yang berimigrasi ke tanah BORNEO berabad-abad yang lalu.hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peninggalan budaya yang ada dalam masyarakat lundayeh.seperti tabu'(guci),rubi(tempayan),patung proslen,bau(manik)dari cina dan felepet(pedang sejenis samurai).
  
  Nenek moyang Dayak lundayeh masuk melalui sungai sesayap.Budaya mereka adalah nomanden atau hidup berpindah-pindah dari suatu daerah ke daerah yang lain dengan cara mudik kehulu sungai.Alasan budaya berpindah-pindah tempat tinggal adalah,pertama karena menghindari dari kejaran musuh,dan kedua untuk mencari lahan yang dapat memenuhi keperluan hidup mereka.
Ada beberapa tempat yang dikirakan pernah menjadi daerah hunian nenek moyang suku lundayeh,yaitu didaerah seputuk dan kebiran.didua daerah ini ditemukan kuburan tua dan batang ulin bekas dipotong-potong manusia.Oleh karena itu ada yang menyebutkan bahwa orang mentarang adalah suku putuk(Lundayeh).

 (sumpah tulang badi) adalah salah satu legenda masyarakat yang menceritakan bahwa zaman dahulu ada dua bersaudara laki-laki dan perempuan yang hidup dimalinau.demi keamanan dari kejaran musuh,si abang meminta adik perempuannya mudik(naik)ke hulu sungai dan siabang tetap tinggal dimalinau. si abang bersumpah demi tulang badi "bahwa tidak akan ada yang boleh masuk kehulu sungai ini untuk menganggu hidup adik perempuanku dan sungai sembuak ini lah batasnya"sejak saat itu sang adik perempuan mudik ke hulu sungai dan beranak-pinak disana.sedangkan siabang tetap hidup dan beranak-pinak dimalinau.sumpah tulang badi inilah yang dipercaya menjadi cikal bakal manusia dari suku tidung(lunbawang) dimalinau dari sang kakak dan suku putuk(lundayeh)dari sang adik perempuan dihulu.

  

  
1. Duli
    

   Kata "Duli" bagi suku dayak Lundayeh tidak asing lagi di telinga mereka, karena duli adalah salah satu dari beberapa jenis tumbuhan obat-obatan yang biasa mereka gunakan,untuk menggobati penyakit seperti luka gores.Tanaman duli ini bentuknya seperti tanaman keladi, yang biasanya dapat di temukan di rawa-rawa atau di anak sungai.







2. Tabar kedayan

 Tabar kedayan adalah jenis obatan dari akar
kayu, tumbuhan ini biasanya di temukan di hutan.Tabar kedayan bagi suku dayak lundayeh,biasa mereka gunakan untuk menggobati bagian tubuh yang di patuk oleh ular. 
kayu, tumbuhan ini biasanya di temukan di hutan.Tabar kedayan bagi suku dayak lundayeh, biasa mereka gunakan untuk menggobati bagian tubuh yang di patuk oleh ular. 





 3. Uwar Birar
 

 Tumbuhan jenis yang satu ini adalah Akar,uwar birar biasanya hidup di hutan di katakan uwar birar karena akar ini memiliki warna kuning di dalamnya sedangkan di luar berwarna coklat.seperti pada gambar di bawah.Uwar birar biasanya di gunakan untuk mengobati sakit perut seperti tipes.