LUNDAYEH
LUNDAYEH , istilah Lundayeh berasal dari 2 kata yaitu 'lun'dan'dayeh' yang berarti orang hulu.pengertian ini diambil berdasarkan kedudukan mereka dilembah sungai.Lundayeh bukan menunjuk kawasan pedalaman atau pengunungan tetapi sungai yang diduduki.Lundayeh juga merupakan suku yang ditakuti karena kegagahan,keberanian dan kekuatan berperang dengan jiran mereka termasuk ketika perang potong kepala(ngayau).Kehidupan mereka(Lundayeh)dikuasai sistem kepercayaan yang berhubung dengan dewa dan roh melalui binatang seperti burung dan ular.namun kepercayaan itu mulai pudar saat seluruh suku lundayeh mulai memeluk agama Kristen.
Pada zaman dahulu,dianggap sebagai kejayaan besar jika seorang berjaya memacung kepala musuhnya.sekembali dari pererangan,mereka mendirikan kayu berhias diatas tugu dibuat dengan tanah dengan bentuk buaya atau darung(naga).kedua binatang ini dianggap bengis dan kuat,mewakili musuh yang telah dikalahkan.kini banyak peninggalan sejarah suku lundayeh termasuk tugu buaya dibeberapa lokasi(desa).
Sampai saat ini belum ada penelitian yang mendalam tentang asal-usul dayak lundayeh.Namun menurut legenda bahwa nenek moyang dayak lundayeh berasal dari daratan cina yang berimigrasi ke tanah BORNEO berabad-abad yang lalu.hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peninggalan budaya yang ada dalam masyarakat lundayeh.seperti tabu'(guci),rubi(tempayan),patung proslen,bau(manik)dari cina dan felepet(pedang sejenis samurai).
Nenek moyang Dayak lundayeh masuk melalui sungai sesayap.Budaya mereka adalah nomanden atau hidup berpindah-pindah dari suatu daerah ke daerah yang lain dengan cara mudik kehulu sungai.Alasan budaya berpindah-pindah tempat tinggal adalah,pertama karena menghindari dari kejaran musuh,dan kedua untuk mencari lahan yang dapat memenuhi keperluan hidup mereka.
Ada beberapa tempat yang dikirakan pernah menjadi daerah hunian nenek moyang suku lundayeh,yaitu didaerah seputuk dan kebiran.didua daerah ini ditemukan kuburan tua dan batang ulin bekas dipotong-potong manusia.Oleh karena itu ada yang menyebutkan bahwa orang mentarang adalah suku putuk(Lundayeh).
(sumpah tulang badi) adalah salah satu legenda masyarakat yang menceritakan bahwa zaman dahulu ada dua bersaudara laki-laki dan perempuan yang hidup dimalinau.demi keamanan dari kejaran musuh,si abang meminta adik perempuannya mudik(naik)ke hulu sungai dan siabang tetap tinggal dimalinau. si abang bersumpah demi tulang badi "bahwa tidak akan ada yang boleh masuk kehulu sungai ini untuk menganggu hidup adik perempuanku dan sungai sembuak ini lah batasnya"sejak saat itu sang adik perempuan mudik ke hulu sungai dan beranak-pinak disana.sedangkan siabang tetap hidup dan beranak-pinak dimalinau.sumpah tulang badi inilah yang dipercaya menjadi cikal bakal manusia dari suku tidung(lunbawang) dimalinau dari sang kakak dan suku putuk(lundayeh)dari sang adik perempuan dihulu.